Arsenal Kembali Dalam Bayang-Bayang Puasa Gelar
Arsenal Kembali Dalam Bayang-Bayang Puasa Gelar – Tersingkir di Liga Champions dari kaki Bayern Munich dengan skor agregat 3-1 ditambah pulang dari Allianz Arena dengan senyum pahit lantaran Mesut Ozil cedera menjadi episode memilukan bagi Arsenal sepanjang pekan ini.
Kondisi demikian menjadi derita lengkap The Gunners setelah belakangan performa mereka merosot menyusul datangnya badai cedera. Inkonsisten pun mulai menghantui.
Menjadi ironi tersendiri, sebab nama-nama yang menepi memiliki peranan penting selama klub London Utara ini melaju mulus pada periode paruh pertama musim.
Dimulai dari Aaron Ramsey, yang sempat tampil fenomenal dengan rentetan golnya di awal-awal musim, Theo Walcott dan Jack Wilshere yang sudah lebih duluan masuk meja perawatan sebelum masalah hamstring yang menerpa Ozil memperpanjang daftar cedera tim.
Boleh saja menitikberatkan Ozil sebagai tumpuan tim. Begitu performanya terjun bebas, badai kritik tak terbendung menghampirinya. Dia bukanlah kambing hitam, menurunnya Arsenal tak bisa dikaitkan sepenuhnya dengan mantan pentolan Real Madrid itu.
Harus diingat, pemain-pemain yang diperhitungkan seperti Mathieu Flamini, Lukas Podolski, Alex Oxlade-Chamberlain dan Laurent Koscielny juga kerap bermasalah dengan kebugarannya, dan hal ini semakin membuat pelatih Arsene Wenger pusing tujuh keliling.
Ada yang salah dengan metode pelatihan pria Prancis itu, sebab dalam beberapa musim terakhir Arsenal selalu dihantam isu cedera dan inkonsistensi penampilan? Bisa jadi.
Dari yang disebut-sebut memiliki peluang meraih sejumlah gelar major kini kubu Emirates mengendus ancaman melanjutkan tradisi tandus gelar.
Celakanya, dengan segala materi kekuatan yang sedang carut marut, Arsenal harus menghadapi agenda genting sepanjang fase Maret ini. Akhir pekan sekarang, anak-anak Wenger harus menghadapi derby London Utara kontra Tottenham sebelum sepekan selanjutnya mereka dinanti Chelsea. Di pengujung Maret, Manchester City bisa menjadi lawan untuk mempertaruhkan gelar juara.
Tidak mudah, dan sewajarnya klub London Utara mestinya mulai berpikir hal-hal yang realistis.
Tengok saja tren fluktuasi mereka dalam sebulan terakhir. Dari lima pertandingan, mereka ‘cuma’ mendulang tujuh poin. Catatan ini tak kurang seperti perolehan yang diraih Hull City di periode yang sama. Ironisnya, produktivitas gol Arsenal tak lebih baik: Sang peringkat ke-13 EPL itu mencatat 8-6, sedangkan The Gunners 7-7.